Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Membuat Skala Prioritas Keuangan

Membuat skala prioritas keuangan sangatlah penting bagi seseorang yang ingin memiliki keuangan yang sehat. Tanpa adanya skala prioritas, tak akan mungkin seseorang memiliki kondisi keuangan yang sehat.

Membuat Skala Prioritas Keuangan

Lantas, apa yang dimaksud dengan skala prioritas?

Skala prioritas merupakan perilaku mengutamakan suatu hal yang dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan prioritas keuangan, ialah prilaku mengutakan hal yang dianggap paling penting dalam mengelola keuangan yang kita miliki.

Salah satu keuntungan yang akan diperoleh, bagi seseorang yang menerapkan skala prioritas keuangan, akan mampu menyelamatkan keuangan yang dimilikinya. Sehingga rencana untuk memiliki kondisi keuangan yang sehat, akan bisa terealisasi dalam kehidupan kita.

Beberapa skala prioritas yang harus dilakukan, antara lain: melunasi hutang, tabungan yang cukup, uang jaga-jaga, investasi, dan asuransi. Dari beberapa hal tersebut, kira-kira mana yang harus menjadi skala prioritas.

Bagi kita yang memiliki pendapatan besar, tentu untuk membagi-bagi ke dalam pos-pos yang telah ada tersebut cukup mudah. Namun, bagaimana dengan orang yang memiliki pendapatan pas-pasan. Maka, skala prioritas adalah jalan keluar yang paling ampuh.


Membayar Hutang

Skala prioritas pertama yang harus kita lakukan ialah melunasi segala hutang yang kita miliki. Karena hutang akan membuat kita, tak enak tidur, tak enak makan, tak enak beraktivitas, dan tak enak segala-galanya. Maka dari itu, lunasilah hutang-hutang yang dimiliki.

Banyak cara untuk melunasi hutang, salah satunya ialah dengan menyisihkan pendapatan yang kita miliki setiap bulan. Tentu, menyisihkan ya….! Bukan mengambil lebih/sisa dari pendapatan kita. Berarti, kita harus mengambil berapa persen dari pendapatan yang kita miliki di awal menerima pendapatan. Kemudian, kita sisihkan untuk melunasi hutang-hutang kita.

Sebagai contoh, Anda memiliki pendapatan Rp 5 juta per bulan. Di lain sisi, Anda memiliki tunggakan/hutang yang harus dilunasi sebesar Rp 50 juta, dengan lama waktu 3 tahun. Maka, skala prioritas yang harus Anda lakukan ialah membayar hutang terlebih dahulu.

Anggap saja, separuh pendapatan yang diterima setiap bulan, Anda gunakan untuk membayar (nyicil) hutang. Maka, dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun, hutang Anda akan lunas.

Caranya ialah, Anda menyisihkan separuh dari pendapatan, yaitu: Rp 5 juta : 2 = Rp 2,5 juta. Dengan demikian, setiap bulan Anda harus menyisihkan pendapatan sebesar Rp 2,5 juta.

Lalu timbul pertanyaan, apakah sisa pendapatan sebesar Rp 2,5 juta bisa untuk membiayai beban hidup Anda. Ya harus bisa, namanya juga usaha, hehehe….!

Namun, jika terasa berat bagi Anda, maka Anda harus mencari kerjaan sampingan untuk menambah separuh pendapatan  Rp 2,5 juta, untuk membiayai hidup Anda dan keluarga. Sehingga, Anda memiliki tambahan keuangan.

Jika Anda berhasil alokasikan separuh dari pendapatan Anda, dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun, hutang-hutang Anda akan lunas. Hal yang harus dicamkan, Anda harus istiqomah ya…!


Alokasi Untuk Tabungan

Nah, setelah hutang semuanya lunas, langkah selanjutnya ialah melakukan alokasi keuangan untuk tabungan. Umpamanya, Anda memasang target bahwa uang tabungan yang harus dimiliki sebesar 10 kali pendapatan. Jika pendapatan per bulan Rp 5 juta. Berarti, tabungan yang harus dimiliki sebesar Rp 50 juta.

Jika besarnya tabungan telah ditentukan, maka di tahun ke tiga Anda harus berani menyisihkan pendapatan yang dimiliki untuk tabngan. Adapun besar persentase dari pendapatan yang Anda terima, tergantung pada keputusan yang Anda buat untuk ditabung.

Anggap saja Anda berani menyisihkan uang sebesar Rp 2 juta dari pendapatan Anda, berarti Anda akan mampu melunasi uang tabungan kurang lebih 2 tahun ke depan setelah melunasi hutang. Berarti, tahun ke 3 dan ke 4, skala prioritas yang harus Anda lakukan, ialah menyisihkan pendapatan untuk tabungan. Maka uang tabungan sebesar Rp 50 juta, akan mampu Anda lunasi kurang lebih 2 tahun ke depan.


Siapkanlah Uang Jaga-Jaga

Setelah uang tabungan lunas, maka langkah selanjutnya ialah menyisihkan uang untuk jaga-jaga. Strategi yang digunakan untuk uang jaga-jaga, juga hampir sama seperti yang diterapkan dalam  uang tabungan.

Salah satu fungsi dari uang jaga-jaga ialah untuk menjaga jika ada hal yang tak diinginkan di kemudian hari. Hal yang tak diinginkan, misalnya sakit, ada sanak famili yang meninggal, permodalan usaha berkurang, dan lain sebagainya.

Adapun besarnya, tergantung pada keputusan Anda. Karena, Anda sendirilah yang lebih mengerti, berapa kira-kira uang jaga-jaga yang pantas untuk Anda alokasikan. Bisa 5 kali pendapatan, 6 kali pendapatan, atau bahkan lebih. Hal terpenting, Anda istiqomah untuk mengalokasikannya setiap bulannya.


Investasi dan Asuransi Itu Wajib

Setelah itu semua, kemudian memenuhi uang investasi dan uang asuransi. Uang investasi dan asuransi bisa dilangsungkan secara bersama-sama. Karena investasi dan asuransi untuk saat ini, sudah bisa dilakukan dengan jumlah uang minimal Rp 500 ribu atau lebih. Sehingga, Anda bisa berinvestasi dan mengambil asuransi dengan jumlah uang minimal Rp 500 ribu saja. Jadi, hanya dengan menyisihkan uang sebesar Rp 500 ribu untuk investasi dan Rp 500 ribu untuktabungan, Anda sudah bisa berinvestasi dan memiliki asuransi.

Jika pun Anda  ingin berinvestasi di sektor lainnya, umpamanya pasar modal ataupun pasar uang, Anda bisa memisahkan antara uang asuransi dan investasi. Artinya, dari Rp 500 ribu Anda sisihkan untuk asuransi dan Rp 500 ribu bisa Anda investasikan di sektor lain, seperti membeli reksadana, deposito, sukuk ritel, dan instrumen lainnya, yang Anda kuasai risikonya.

Toh, walaupun sebenarnya asuransi itu juga sifatnya investasi. Hanya saja, sifatnya dalam jangka waktu yang cukup lama, dan hasilnya baru diketahui di kemudian hari.

Perlu diketahui, besarnya jumlah yang ada di dalam tulisan ini, hanya sebagai contoh saja untuk mempermudah ilustrasi. Jika pun kondisi keuangan yang Anda miliki cukup banyak, maka sebaiknya jumlahnya pun diperbesar. Sehingga, skala prioritas yang Anda putuskan akan lebih cepat terealisasi.

Selamat memperaktekkan, dan semoga kita semua meraih kesuksesan, Amiennn…!