Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tabungan dan Investasi

Emang tabungan sama investasi beda ya…??


Apa yang dimaksud dengan tabungan dan investasi?

Bukannya kalau kita nabung, ya itu juga kan investasi namanya….!!!

Memang secara kasat mata, tabungan dan investasi agak mirip. Yaitu sama-sama mengalokasikan uang dari  pendapatan yang kita terima setiap bulan.


Biar kita gak terkecoh, lebih baik kita cari perbedaan dan persamaan dari tabungan dan investasi. Sehingga, kita pun dapat mengambil manfaat dari adanya tabungan dan investasi untuk kesejahtraan hidup kita.



Perbedaan Tabungan dan Investasi

Secara prinsipil tabungan dan investasi beda. Letak perbedaannya ialah, kalau tabungan jangka waktunya sebentar dan tidak mengharapkan keuntungan besar (return) di masa yang akan datang. Jangka waktu tabungan, kurang lebih dari 1 tahun. Contoh, nabung di dalam celengan, nabung di bank, nabung di koperasi, dan lain sebagainya.

Disebabkan tabungan merupakan bentuk alokasi pendapatan dengan waktu yang pendek, biasanya sering kita ambil terlebih dahulu ketika ada kebutuhan sehari-hari yang mendadak, kala kita tidak memiliki uang. Sebagai contoh, ketika uang belanja bulanan minus, biasanya kita akan mengambil tabungan atau membongkar celengan untuk menutupinya.


Sedangkan investasi, jangka waktunya cukup lama dan panjang. Biasanya, jangka waktunya di atas 1 tahun. Dan biasanya, jangka waktu yang dipakai antara 5-10 tahun. Bahkan, bagi yang mengharapkan keuntungan yang cukup fantastais, akan mengendapkan hingga 15 tahun.


Selain itu, prinsip investasi adalah mengharapkan keuntungan besar di kemudian hari. Karena, semakin lama kita berinvestasi, keuntungan yang didapatkan akan semakin besar. Dan begitu juga sebaliknya, karena keuntungannya cukup besar, tidak menutup kemungkinan juga akan mengalami kerugian atu memiliki risiko, jika tidak dimanajemen dengan baik. Artinya, investasi itu bisa untung besar dan bisa rugi besar di kemudian hari.


Adapun contoh bentuk-bentuk investasi di zaman modern ini, yaitu: investasi dalam bentuk emas batangan, reksadana, saham, sukuk, penyertaan modal usaha, dan lain sebagainya.


Hal yang menjadi masalah, mana yang harus kita dahulukan, apakah kita nabung dulu baru investasi, atau investasi dulu baru nabung?



Strategi Menabung dan Investasi

Nah, ini hanya masalah strategi saja, dalam mengelola keuangan kita. Jika pendapatan kita pas-pasan. Sebagai contoh, kita hidup di kota besar seperti Jakarta. Gaji bulanan yang diterima seluruhnya berjumlah Rp 6 juta per bulan. Sedangkan istri fokus berkarir di rumah sebagai Ibu rumah tangga. Tentu, kondisi keuangan yang seperti itu, harus diatur sedemikian rupa, agar kita bisa menabung dan berinvestasi.

Bisa jadi, uang yang sudah dialokasikan untun investasi, kita bagi menjadi dua bagian, yaitu, 50% untuk tabungan dan 50% untuk investasi. Sebagai contoh, Anda telah memutuskan untuk mengalokasikan pendapatan dengan persentase, 40% konsumsi, 30% pengembangan diri, dan 30% investasi.


Jika pendapatan yang dimiliki sebesar Rp 6 juta, maka perhitungannya adalah: Rp 6.000.000 x 40% = Rp 2.400.000 (konsumsi), Rp 6.000.000 x 30% = Rp 1.800.000 (pengembangan diri), Rp 6.000.000 x 30% = Rp 1.800.000 (investasi).


Nah, dari jumlah 30%, berarti kita bagi menjadi 50% untuk tabungan, dan 50% untuk investasi. Maka, jika alokasi untuk investasi Rp 1.800.000 dari gaji kita yang berjumlah Rp 6 juta, berarti harus dibagi menjadi dua bagian, yaitu Rp 900.000 untuk tabungan, dan Rp 900.000 untuk investasi.


Uang yang dialokasikan untuk tabungan, bisa langsung disetor ke bank. Hal yang harus diingat, rekening khusus tabungan harus dipisah. Sehingga, alokasi uang tabungan, yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk dana kepepet, seperti anak sakit, kebutuhan sekolah anak, dll, dapat disimpan dengan baik.


Sedangkan alokasi separuh yang akan dipergunakan untuk investasi, yang berjumlah Rp 900.000, bisa langsung dialokasikan untuk investasi sesuai dengan keinginan. Ada beberapa jenis investasi, yang langsung bisa Anda lakukan dengan jumlah uang seperti hal tersebut.


Bisa dengan membeli reksadana, karena reksadana untuk saat sekarang, bahkan ada yang berharga Rp 100.000. Bisa juga investasi dalam bentuk emas batangan. Di mana, emas ada yang berbentuk tabungan emas batangan, seperti yang dimiliki oleh Perusahaan Pegadaian seperti saat sekarang ini. Dan berbagai macam investasi lainnya.


Maka dari itu, untuk memiliki tabungan yang cukup dan investasi yang besar, diperlukan perjuangan yang cukup kuat. Sehingga kita pun akan memiliki keuangan yang sehat di kemudian hari.


Tentu, semua itu dibutuhkan perjuangan yang maksimal untuk alokasikan keuangan yang kita miliki. Demi mendapatkan keuangan yang sehat.


Jika kita rajin dan konsisten, suatu saat kita pasti akan mendapatkan kondisi keuangan yang sehat, sesuai yang kita harapkan.


Dari sekarang, yuk mari kita sisihkan sedikit demi sedikit pendapatan kita untuk tabungan. Kemudian setelah cukup, kita alokasikan untuk investasi.