Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tiga Faktor Penting, Konsumen Putuskan Beli Produk Anda

Kadang kita mengeluh, kenapa produk dan jasa yang kita tawarkan tak kunjung menemukan tambatan hati seorang konsumen. Padahal, segala macam cara telah dilakukan, untuk memasarkan produk dan jasa yang kita miliki.
Tiga Faktor Penting, Konsumen Putuskan Beli Produk Anda


Tapi, tetap saja hasilnya zongggg….! Alias tak ada konsumen yang mau membeli produk dan jasa kita. Jangankan membeli, calon konsumen yang tanya pun hampir dikatakan tidak ada.

Waduh…! Ini namanya penyakit akut yang harus segera kita selesaikan bersama. Jangan sampai, kita kerja rodi lho…! Maksudnya, jualan tapi produk dan jasa tak terjual.

Maka dari itu, agar kejadian tersebut tak terulang berkali-kali, ada baiknya kita pelajari petuah Prof. Ujang Sumarwan, bahwa ada tiga hal yang harus menjadi perhatian penting kala produk dan jasa tak laku terjual. Pertama, Kegiatan Pemasaran. Kedua, Individu Konsumen. Ketiga, Lingkungan Konsumen.

PERTAMA: Kegiatan Pemasaran

Penting untuk kita ketahui bersama, bahwa dalam kegiatan pemasaran, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan pemasaran. Pertama, yaitu faktor lingkungan eksternal pemasaran; kedua, faktor lingkungan internal pemasaran.

Faktor eksternal pemasaran, merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan atau institusi bisnis tersebut. Dan lingkungan eksternal ini, tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Karena perusahaan tak memiliki kekuatan untuk mengendalikannya.

Beberapa faktor ekstenal, seperti kebebasan dan minat masyarakat dalam menerima atau menolak suatu produk atau jasa, kondisi politik yang tidak kondusif, perekonomian yang amburadul, masalah kependudukan, dan pesaing yang hadir dalam dunia bisnis.

Sedangkan selanjutnya, ialah faktor internal. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari internal institusi bisnis itu sendiri. Faktor internal, dapat dikendalikan oleh perusahaan. Karena, perusahaan memiliki kekuatan untuk mengendalikannya.

Faktor internal sendiri, dibagi menjadi dua bagian, yaitu sumber bukan pemasaran dan sumber pemasaran.

Sumber bukan pemasaran, ialah sumber yang tidak berkaitan langsung dengan proses pemasaran. Seperti kemampuan produksi, keuangan perusahaan, dan personal dimiliki oleh perusahaan.

Sedangkan sumber pemasaran ialah sumber yang berkaitan langsung dengan proses pemasaran dari produsen ke konsumen. Faktor pemasaran sendiri, meliputi produk, harga, promosi, dan distribusi.

Setiap produk dan jasa yang dihasilkan, tentu membutuhkan seni kegiatan pemasaran yang pas, dan tepat. Sehingga, produk dan jasa yang dihasilkan, benar-benar dapat menemukan tambatan hati konsumen yang tepat.

Simulasi Penerapan Kegiatan Pemasaran

PT Angin Ribut merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Konsultasi Keuangan yang dimiliki oleh Yusuf. Dari sisi kondisi eksternal pemasaran, keadaan lingkungan cukup kondusif, mulai dari politik-ekonomi, pesaing tak banyak, dan keadaan lingkungan aman dan tentram.

Untuk memaksimalkan pemasaran yang ada, yusuf sebagai direktur utama langsung merancang strategi pemasaran. Dengan mengacu pada sumber bukan pemasaran dan sumber pemasaran seperti yang dijelaskan di awal.

Pertama: Kemampuan Produksi. Dengan latar belakang SDM yang dimiliki cukup mumpuni. Maka kemampuan produksi yang dihasilkan oleh perusahaan, meliputi pemberian jasa keuangan untuk perorangan dan perusahaan.

Kemudian, kemampuan keuangan diturunkan lagi pada skala produksi yang dihasilkan. Yaitu dengan memberikan batasan maksimal jasa yang harus dikerjakan. Setiap bulan, perusahaan maksimal mengerjakan 30 klien untuk jasa perorangan, dan 10 klien untuk jasa perusahaan. Sedangkan batas maksimal 10 klien untuk jasa perorangan, dan 5 klien untuk jasa perusahaan.

Kedua: Keuangan. Yusuf sebagai Direktur Utama PT Angin Ribut, telah menyiapkan keuangan sebagai modal utama, dengan membagi keuangan menjadi tiga bagian. Yaitu keuangan pra operasional, keuangan pasca operasional, dan keuangan untuk berjaga-jaga.

Ketiga: Personal/SDM. Personal/SDM yang diterima sebagai karyawan, hanyalah fresh-graduate dari perguruan tinggi ternama di Indonesia, dan beberapa dari luar negeri. Langkah tersebut diambil, sebagai brand-image kepada calon klien nantinya.

Keempat: Produk/Jasa Yang Dihasilkan. PT Angin Ribut memiliki produk jasa yang dihasilkan dua kriteria, yaitu Jasa konsultasi keuangan keluarga dan jasa konsultasi keuangan perusahaan.

Kelima: Harga. Harga jasa yang diberikan oleh PT Angin Ribut ada 2 bentuk, yaitu harga premium dan harga biasa. Harga premium dengan pelayanan yang sangat maksimal, hingga permasalahan keuangan klien selesai. Sedangkan harga biasa, dengan jasa yang diberikan berbentuk konsultasi biasa.

Keenam: Promosi. Ada beberapa strategi promosi yang digunakan. Pertama, menggunakan pemasaran sistem iklan dengan menyewa kolom di beberapa media cetak dan online. Kedua, advertising dengan memasang banner besar di depan kantor. Ketiga, promosi door to door dengan membawa brosur dan proposal kerjasama kepada perusahaan yang ada di sekitar Jakarta. Keempat, promosi menggunakan digital, dengan media website dan blog.

Ketujuh: Distribusi. Strategi distribusi jasa yang diberikan ialah ontime dengan memberikan 100% garansi, jika klien merasa tidak puas. Dan bahkan, PT Angin Ribut akan menggantinya dengan pemberian jasa cuma-cuma.

Nah, itulah simulasi dari penerapan kegiatan pemasaran sebuah perusahaan. Biasanya, bagi perusahaan yang cukup bonafit, kedelapan hal tersebut menjadi strategi yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk blue-print perusahaan.

KEDUA: Individu Konsumen

Faktor individu konsumen, ialah faktor yang lebih menitik beratkan kepada diri konsumen itu sendiri. Di mana, konsumen akan memberikan keputusan, apakah dirinya membeli produk dan jasa tersebut, atau malah menolak saja.

Tentu, ada beberapa hal yang menjadi perhatian khusus agar konsumen tertarik, dan kemudian putuskan untuk membeli produk dan jasa yang kita miliki.

Pertama, Konsumen membutuhkan. Ketika kita memasarkan produk dan jasa kepada konsumen yang benar-benar membutuhkan, maka produk dan jasa akan cepat terjual.

Begitu juga sebaliknya, jangan kita menawarkan produk dan jasa pada konsumen yang tak butuh. Sampai mulut kita berbusa pun, si konsumen tidak akan mau membeli produk kita.

Kedua, Konsumen merasakan bahwa produk tersebut terbatas. Buatlah produk yang kita jual itu seolah-olah terbatas. Misalnya, “memberikan jasa konsultasi keuangan premium khusus 10 orang saja”, “Jasa pendampingan agar omset naik 1000 kali lipat untuk 5 pengusaha”.

Ketika konsumen merasakan bahwa produk dan jasa yang ditawarkan terbatas, maka dengan cepat dirinya akan mengambil keputusan untuk membeli produk atau jasa tersebut.

Ketiga, Konsumen merasa tertarik. Ketertarikan konsumen terhadap produk dan jasa yang kita pasarkan itu menjadi faktor yang cukup penting. Agar konsumen merasa tertarik, misalkan diberikan diskon yang menarik, harga yang menarik, dan bonus yang menarik, dan lain sebagainya.

Keempat, Konsumen memiliki uang yang cukup. Nah, inilah yang menjadi faktor terpenting. Jangan sampai, kita memasarkan produk dan jasa kepada orang yang tidak memiliki cukup uang.

Karena, sebagus apapun produk dan jasa yang kita tawarkan. Jika calon konsumen yang kita bidik tak punya uang cukup. Maka sampai kiamat pun, calon konsumen tidak akan membeli produk dan jasa yang kita tawarkan.

Empat hal tersebut, setidaknya menjadi salah satu faktor penentu individu konsumen untuk membeli atau tidak membeli produk dan jasa yang kita miliki.

KETIGA: Lingkungan Konsumen

Faktor lingkungan konsumen adalah faktor di mana konsumen menetap dan tinggal. Kesalahan dalam membaca lingkungan konsumen, akan berakibat fatal terhadap keputusan konsumen, untuk membeli produk dan jasa yang kita miliki.

Cerita di bawah ini, merupakan cerita yang seringkali dibawakan, kala belajar tentang kondisi lingkungan konsumen. Bagi yang belum pernah dengar, semoga menginsprirasi. Dan bagi yang belum pernah dengar, semoga makin memahami tentang kondisi lingkungan konsumen.

Ceritanya begini, suatu hari, seorang tenaga pemasar dikirim ke sebuah pulau yang isinya adalah kuil raksasa. Tenaga pemasar tersebut, diberi tugas oleh perusahaannya untuk memasarkan sisir.

Setelah sampai di pulau, dan berkeliling membaca kondisi lingkungan pulau dan juga kuil. Betapa kagetnya tenaga pemasar tersebut. Ternyata, dirinya baru mengetahui, bahwa biksu dan penduduk kuil itu semuanya botak.

Lantas, timbul pertanyaan pada dirinya sendiri. “Kalau seluruh penduduk kuil itu botak, untuk apa saya memasarkan sisir ke penduduk kuil. Pasti langsung ditolak.”

Maka pulanglah tenaga pemasar tersebut. Karena gagal, perusahaan mengirim tenaga pemasar lainnya. Yang siap dan mau memasarkan sisir. Dengan kondisi lingkungan seperti yang telah diceritakan tenaga pemasar pertama.

Seluruh tenaga pemasar yang ada di perusahaan menolak, dan hanya ada satu tenaga pemasar yang mau memasarkan sisir tersebut. Tentu, membuat seluruh pemasar yang ada di perusahaan terkagum-kagum. Bahkan rata-rata mengatakan “GOBLOK” pada dirinya.

Singkat cerita, sesampainya di kuil, tenaga pemasar tersebut membaca kondisi lingkungan yang ada dengan positif dan lengkap. Dengan otaknya yang jenius, dirinya pun datang ke pimpinan kuil, lalu memberikan penawaran pada pimpinan kuil.

“Pak biksu, maukah pak biksu membeli produk sisir dari kami. Tapi, pak biksu jangan khawatir. Sisir ini bukan untuk pak biksu dan biksu-biksu lainnya di kuil ini. Karena saya sudah tahu kalau pak biksu tak punya rambut. Namun, sisir ini untuk cenderamata kepada setiap pengunjung atau turis yang datang ke kuil ini,” tukas tenaga pemasar tersebut.

“Lah, bagaimana kalau setiap turis yang datang itu sudah punya sisir sendiri,” tanya biksu tersebut.

“Nah, inilah kehebatan sisir buatan kami. Karena konsepnya sebagai cenderamata dari kuil. Maka gagang sisir ini sengaja dibuat berbentuk kepala botak, di ujung gagang sisir. Agar lebih menarik wisatawan yang datang,” ungkap si pemasar.

Ketika ditawarkan dengan konsep tersebut, maka sisir yang ada langsung dibeli oleh si biksu. Nah, cerita tersebut mengindikasikan kepada kita, betapa pentingnya kepandaian dan kejelian dalam membaca faktor lingkungan konsumen.

Maka dari itu, sesuaikanlah produk dan jasa yang ditawarkan, terhadap kondisi lingkungan konsumen yang ada. Agar, konsumen langsung memutuskan untuk membeli produk dan jasa yang kita tawarkan.

Demikianlah tiga faktor penentu konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk dan jasa yang kita hasilkan. Mulai dari kegiatan pemasaran, individu konsumen, dan lingkungan konsumen.

Semoga, tiga hal tersebut, bisa kita aplikasikan dalam bisnis yang kita jalankan, ataupun di perusahaan tempat kita bekerja.