Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jangan Cuman Hobi, Tapi Harus Bisa Datangkan Uang

Kata teman saya, apa saja akan dikorbankan untuk memenuhi sebuah hobi. Termasuk, mengorbankan keuangan.
Jangan Cuman Hobi, Tapi Harus Bisa Datangkan Uang


Ini bukan kata-kata yang sifatnya KLISE lho…! Tapi memang fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dan mungkin, pembaca blog ini juga pernah menyaksikan dengan mata sendiri.

Salah satu contoh, penghobi burung atau yang lebih dikenal dengan kicau mania, rela membeli burung jutaan rupiah hanya untuk memenuhi hobinya. Dan tidak hanya berhenti di situ saja. Setiap harinya pun harus mengeluarkan uang perawatan burung tersebut, mulai dari pakan, obat, hingga air-nya pun yang akan dikasihkan harus menggunakan air mineral.

Contoh lain, penghobi naik gunung akan rela mengeluarkan gocek yang cukup besar untuk memenuhi hobinya. Mulai dari membeli peralatan naik gunung, seperti tas, pakaian, sepatu, tenda, alat-alat masak, dan lain sebagainya. Ditambah lagi, uang yang harus dikeluarkan setiap kali hendak naik gunung (melakukan pendakian).

Sekadar info, untuk membeli peralatan naik gunung, harganya lumayan mahal-mahal lho…! Kalau mau tahu harganya, cobalah sesekali masuk ke toko-toko outdoor (penjual asesoris naik gunung) yang menyediakan peralatan naik gunung.

Masih banyak lagi, contoh hobi lainnya, yang intinya harus mengeluarkan uang banyak, untuk memenuhi hobi tersebut. Dan yang memiliki hobi tersebut, tidak akan berpikir panjang dalam mengeluarkan uang.

Kita tak perlu menyesal memiliki hobi tersebut. Namun, sekarang yang harus kita pikirkan, bagaimana hobi tersebut, mampu mengembalikan uang yang telah kita habiskan untuk memenuhinya.

Atau, dalam bahasa yang lebih mudah dan sederhana, bagaimana hobi mampu mendatangkan pundi-pundi uang. Maka dari itu, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, agar hobi bisa mendatangkan uang.


PERTAMA: Mengubah Rumus Hobi

Selama ini, kita mengenal rumus keuangan “hobi mampu habiskan uang.” Karena, dengan memiliki suatu jenis hobi, kita akan rutin mengeluarkan uang untuk penuhi hobi tersebut.

Nah, rumus tersebut kita ubah, agar mampu mendatangkan uang. Sehingga menjadi “Hobi mampu mendatangkan uang.”

Artinya, kita tak perlu khawatir ataupun ketakutan dengan hobi yang kita miliki. Di mana, hobi yang selama ini biasanya hanya mampu menghabiskan uang yang kita miliki. Kita ubah, bagaimana caranya agar hobi bisa mendatangkan uang.

Contoh, Susi Susanti yang memiliki hobi main bulu tangkis. Kini, hobi tersebut bisa datangkan pundi-pundi uang setelah dirinya mendirikan toko peralatan olahraga pasca pensiun.

Contoh lain, Raditya Dika yang memiliki hobi menulis dan nge-blog, akhirnya bisa mendatangkan pundi-pundi uang setelah beberapa tulisan di blog-nya berhasil dibukukan.

Dan masih banyak contoh lainnya. Sekarang, giliran Anda untuk jadikan hobi agar bisa datangkan uang.


KEDUA: Mencari Relasi

Carilah relasi atau komunitas yang sehobi dengan diri kita. Ini sangat penting, demi menjadikan hobi kita bisa hasilkan pundi-pundi uang.

Mencari relasi, bertujuan untuk mengetahui seluk beluk mendapatkan barang-barang dari hobi yang kita tekuni.

Contoh, Anda penghobi naik gunung. Anda jangan hanya mencari relasi sesama pecinta ataupun komunitas pendaki gunung. Akan tetapi, Anda juga harus mencari relasi dari mana barang-barang atau asesoris naik gunung didapatkan.

Setelah mengetahui dari mana mendapatkannya, kemudian harga beli dan harga jual, maka mulailah kita coba mengambil barang-barang tersebut untuk kita pasarkan juga (kita bisniskan). Cobalah kita pasarkan sedikit demi sedikit. Setelah permintaan bertambah, barulah kita perbesar juga skala jualan atau bisnis tersebut.


KETIGA: Komunitas Sebagai Pasar

Sebenarnya, kita tak perlu pusing mencari pasar untuk memasarkan dari barang atau jasa yang menjadi hobi kita. Karena, pasar sudah ada, yaitu komunitas.

Ingat, komunitas adalah pasar yang cukup efektif untuk memasarkan barang atau jasa yang kita tekuni saat ini.

Ibarat kolam pemancingan, komunitas adalah kolam yang sudah banyak ikannya. Sehingga, kita hanya fokus pada umpan agar ikan-ikan yang ada di kolam cepat menyambar pancing kita.

Begitulah, analogi yang cukup sederhana dari komunitas, yang sebenarnya adalah pasar bagi hobi kita.


KEEMPAT: Edukasi Pasar

Seperti yang telah saya sampaikan, bahwa komunitas adalah pasar yang efektif dan efisien. Hanya saja, seefektif dan seefisien  apapun pasar yang ada, tidak akan memberikan dampak positif jika kita tidak mampu memasarkan produk yang kita miliki dengan baik.

Maka dari itu, agar pasar yang sudah ada mau membeli produk dan jasa yang kita miliki, tugas kita adalah meng-edukasi pasar. Edukasi pasar, bertujuan agar pasar mengetahui manfaat yang lebih spesifik dari barang dan jasa yang kita miliki.

Sebagai contoh, Anda penghobi naik gunung, yang kemudian sembari berbisnis asesoris naik gunung. Maka, edukasi yang harus Anda lakukan ialah, memberikan tips atau mengajarkan bagaimana agar naik gunung itu aman, efektif dan efisien.

Sesekali, Anda dapat mengaitkan penjelasan dengan benda-benda yang Anda jual. Umpamanya, agar aman dan tidak kedinginan kala berada di atas gunung, harus memakai jaket yang tebal dan tenda penghangat.

“Jaket tebal dan tenda penghangat sangat membantu kala berada di atas gunung. Jika kesulitan untuk mendapatkannya, teman-teman bisa datang ke kios saya,” begitu salah satu contoh edukasi yang sekaligus berfungsi sebagai bahasa marketing.

Dan masih banyak lagi, bentuk edukasi pasar, yang dapat dilakukan bagi kita, agar barang dan jasa dari hobi yang kita miliki, mampu dibeli oleh anggota komunitas, yang sekaligus merupakan pasar kita.


KELIMA: Ciptakan Repeat-Order

Ingat, setiap konsumen itu berpotensi untuk melakukan pembelian kembali, atau yang lebih dikenal dengan istilah repeat-order. Salah satu cara, untuk menciptakan repeat-order, ialah dengan memberikan pelayanan yang terbaik.

Pelayanan yang terbaik, bisa dari cara penyampaian komunikasi, penyambutan kala masuk ke kios kita, hingga diskon yang ditawarkan.

Selain itu, setiap konsumen juga, berpotensi membawa calon pembeli baru, jika pelayanan yang kita berikan cukup baik. Bayangkan saja, jika kita memiliki 100 konsumen. Kemudian melakukan repeat-order, dan sekaligus membawa calon konsumen baru 1 orang atau lebih dari 1 orang.

Prediksinya cukup sederhana, 100 konsumen melakukan repeat-order, dengan membawa calon konsumen baru. Berarti bulan depan akan terjadi pembelian 200 konsumen. Bagaimana, jika seandainya yang dibawa lebih dari satu orang. Ya, tentu hasilnya akan cukup menggembirakan.

Demikianlah, lima hal yang dapat kita lakukan, agar hobi yang kita miliki bisa datangkan pundi-pundi uang.

Selamat mencoba dan semoga berhasil …!