Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dua Hal Yang Tak Akan Bisa Kembali Dalam Hidup

Rutinitas kehidupan sehari-hari terkadang mengantarkan kita sebagai manusia, kehilangan 2 hal yang sangat penting dalam hidup, yaitu waktu dan kesempatan. Sebenarnya, waktu dan kesempatan tak bisa ditukarkan dengan apapun. Bahkan, dengan hal yang teramat mahal di dunia ini sekalipun. Karena waktu dan kesempatan, merupakan dua hal yang tak ternilai harganya, dan tak bisa pula dinilai dengan apapun.

Dua Hal Yang Tak Akan Bisa Kembali Dalam Hidup


Oleh karena itu, bagi kita yang masih memiliki waktu dan kesempatan yang berharga, maka pergunakan sebaik mungkin. Sebelum kita menyesalinya di kemudian hari. Sehingga kesempatan dan waktu yang kita miliki, mampu memberi manfaat besar bagi kehidupan kita sehari-hari.

Pergunakan Waktu Sebaik Mungkin

Dalam pribahasa Arab dikenal “Waktu Adalah Pedang, Jika Kita Tidak Dapat Memotongnya, Maka Waktu Itulah Yang Akan Memotong.”

Artinya, waktu akan terus bergulir. Jika kita tidak bisa memanfaatkan sebaik mungkin, waktu akan menggilas kehidupan kita. Sehingga kita akan kehilangan waktu yang kita miliki, tanpa kita sadari setiap harinya.

Contoh, Anda seorang karyawan swasta yang bekerja di pagi hari dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Jam 5 pagi, Anda bangun untuk melaksanakan sholat Shubuh. Setelah itu, Anda tidur kembali hingga bangun sekitar jam 6.30. Kemudian, beres-beres dan jam 7 Anda siap berangkat ke kantor. Dan jam 8 kurang, Anda sudah tiba di kantor.

Sore hari, sepulang kerja dari jam 4 sore hingga Maghrib, Anda habiskan waktu dengan nongkrong di mall, bersama teman-teman yang sesama pulang kerja. Kegiatan tersebut, sebenarnya merupakan kegiatan yang menurut Anda dan teman-teman sebagai ajang refreshing untuk merenggangkan otot-otot saraf yang tegang. Setelah seharian bekerkutat dengan tetek-bengek pekerjaan kantor.

Bila kita telisik lebih mendalam. Memang kegiatan tidur di pagi hari seusai Sholat Shubuh, tergolong kegiatan yang cukup baik. Sehingga, tubuh Anda akan merasa lebih fresh. Begitu juga dengan kegiatan Anda di sore hari, sehabis pulang kerja, dengan nongkrong bersama teman-teman, untuk menghilangkan kepenatan hidup.

Bayangkan saja, jika seandainya waktu tersebut Anda pergunakan untuk mengembangkan diri. Misalnya digunakan untuk membaca buku, olah raga, mengikuti kursus, dan kegiatan lainnya yang cukup positif, yang tujuan akhirnya ialah pengembangan diri. Pasti, Anda akan menjadi orang yang lebih berkembang.

Dari contoh di atas, bukan berarti kita tidak boleh tidur di pagi hari sehabis Sholat Subuh. Ya untuk sesekali boleh saja. Mungkin, karena malamnya kita telah bergadang mengerjakan berbagai macam pekerjaan yang harus diselesaikan, maka pagi sehabis Sholat Subuh tidur sebentar tidak apa-ap. Agar tubuh kita, menjadi lebih fresh kala bekerja nantinya.

Begitu juga dengan kegiatan nongkrong di mall. Sesekali boleh kita nongkrong di mall. Sekadar menghilangkan penat di jidat. Biar kening kita lebih rileks dan fresh, dan juga biar kekinian, hehehhee…! Namun, jangan sampai kegiatan nongkrong diajdikan sebagai ajang rutinitas untuk bersenang-senang, terbahak-bahak gak ada juntrungannya, hingga waktu terlewatkan begitu saja. Itu kurang baik bagi kita.

Maka dari itu, mari kita pergunakan waktu yang kita miliki sebaik mungkin. Sehingga, kita tidak menyesal tatkala waktu sudah lewat. Terutama ketika tubuh kita sudah renta, kulit keriput, pandangan mata awas, dan berjalan terseok-seok. Sekuat apapun kita menangis, tetap saja waktu yang sudah terlewatkan tak akan kembali bisa kembali.

Kesempatan Bersifat Langka

Kesempatan tak akan dapat diulang kembali, dan sifatnya sangat langka. Namun, sangat jarang orang-orang yang mengetahui, bahwa kesempatan itu sifatnya langka, dan tak akan dapat terulang kembali.

Ingat, kita ini bukan “Doraemon” yang memiliki mesin pemutar waktu. Sehingga dengan diputarnya waktu, maka kesempatan yang sudah terlewatkan, akan dapat dinikmati kembali. Sehingga, kesempatan tersebut dapat berpihak pada diri kita. Seperti yang selalu dipertontonkan “Doraemon” dalam film-film yang pernah kita saksikan.

Contoh, Anda seorang pegawai bank swasta, yang baru saja masuk bekerja. Kebetulan, posisi yang Anda jabat ialah CS (Costumer Service). Selang tiga bulan kemudian, ada perombakan personel, yang kemudian saling dipindah tempatkan. Alasannya sederhana, agar roda organisasi lebih nampak dinamikanya.

Dan Anda sendiri diberi pilihan dua, yaitu tetap menempati posisi CS (Costumen Service), atau mau memilih menjadi tenaga penjual di lapangan. Dengan berbagai macam pertimbangan, Anda lebih memilih untuk tetap menjadi CS (Customer Service). Karena, Tupoksi (Tugas, Pokok dan Fungsi) yang diemban CS lebih ringan bila dibandingkan dengan tenaga penjual, atau yang lebih dikenal dengan istilah marketing.

Bila ditelisik lebih mendalam dari contoh tersebut, sebenarnya Anda sudah diberi kesempatan untuk berkembang, dan menjadi lebih maju dalam karir Anda. Karena, bila Anda mau menduduki jabatan sebagai tenaga penjual/bagian marketing, maka Anda berkesempatan untuk meningkatkan karir Anda dengan cepat hingga jenjang manajer.

Hal yang harus disadari bahwa, marketing merupakan ujung tombak keberadaan sebuah perusahaan. Dan bagian marketing, apabila ditekuni secara mendalam, akan  mampu menghantarkan Anda menduduki jabatan manajer di kemudian hari. Hal yang perlu diketahui, beberapa manajer yang duduk di beberapa perusahaan besar saat ini, pada awalnya memang dimulai dari tenaga penjual atau marketing.

Dari contoh di atas, bukan berarti saya hendak merendahkan atau memandang sebelah mata bagian CS (Costumer Service). Hanya saja, tangga karir jika Anda memilih bagian marketing, akan membawa Anda menuju tangga karir manager. Adapun bagian CS (Costumer Service), tangga karirnya akan cukup lama. Mungkin, mentok-mentok Anda akan menjadi supervisor ataupun back-office di tempat bekerja.

Nah lho…! Kecermatan dan kejernihan kita dalam memutuskan sesuatu, sangatlah dibutuhkan. Jangan sampai, kesalahan kita memilih, membuat kita salah langkah, dan kemudian membuang kesempatan yang sudah nampak di depan mata kita. Bisa-bisa kita nangis bombai di kemudian hari….!

Yuk Muhasabah Diri

Waktu yang sudah terlewati, dan juga kesempatan yang tak kunjung kita pergunakan sebaik mungkin, sebaiknya kita lewatkan saja. Karena tak ada guna kita meratapi hal-hal yang sudah terlewatkan. Namun, yang harus menjadi pemikiran kita ialah, bagaimana ke depannya kita menjadi manusia yang mau menghargai waktu dan kesempatan yang kita miliki. Sehingga, kita mampu menjadi manusia yang lebih berharga.

Salam sukses penuh keberkahan untuk kita semua, dan selamat ber-muhasabah diri …!